Welcome, guys! Enjoy my Blog :)

Rabu, 12 Oktober 2016

Contoh Essay Bahasa Indonesia



Hai, readers! Dalam postingan saya yang pertama ini saya akan mengenalkan artikel atau essay buatan saya sendiri (benar-benar 100% original buatan saya) yang bertemakan Perpustakaan Sekolah Kita. Essay ini saya ikut sertakan dalam Lomba Essay yang diadakan Perpusda Kota Serang pada 21 September 2016. Berikut essaynya.

Peranan Perpustakaan Sekolah dan Orang Tua dalam Meningkatkan Minat Membaca Siswa
Perpustakaan, tentu semua orang mengenal dan mengerti betul mengenai tempat ini. Tempat untuk membaca buku, itu yang pasti, namun selain itu perpustakaan saat ini bisa dibilang memiliki banyak fungsi dari hanya sekedar tempat untuk membaca dan meminjam buku, tempat untuk  mengakses internet untuk keperluan studi ataupun mencari referensi ilmu, tempat bertukar pikiran demi menambah wawasan, tempat mengisi waktu luang, dan hal – hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran. Perpustakaan kini juga lebih mudah kita temui di banyak tempat, contoh saja di Kota Serang ini ada tempat bernama Perpusda (Perpustakaan Daerah), lalu kemudian ada juga perpustakaan keliling yang bisa mengantarkan buku ke sekolah-sekolah yang memerlukan, di kampus pun juga terdapat perpustakaan, dan pepustakaan yang paling umum ditemui bahkan mungkin setiap hari kita kunjungi khususnya bagi para pelajar yaitu perpustakaan sekolah. Dengan melihat berbagai macam keperluan siswa yang berkunjung ke perpustakaan seharusnya sarananya juga sudah memadai. Pertanyaannya, apakah perpustakaan sekolah kita sudah memenuhi standar?
Beda sekolah, beda pula kondisi dan prasarana yang ada di perpustakaannya. Untuk masalah sarana dan prasarana perpustakaan di sekolah-sekolah di Kota Serang ini terbilang masih belum cukup. Sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan setiap sekolah pada umumnya tidak terlalu berbeda, contoh koleksi buku, tempat untuk membaca seperti bilik, meja dan kursi, kemudian rak buku untuk tempat menyimpan koleksi buku, dan sebagainya.  
Pada dasarnya setiap sekolah sudah berusaha memberikan pelayanan terbaiknya, khususnya sarana yang ada di perpustakaan. Namun ada saja pihak sekolah yang masih kurang memerhatikan keadaan perpustakaan, entah itu karena dari segi finansial mereka “kurang mampu” untuk melengkapi koleksi buku yang ada dan tak ada biaya untuk menambah atau memperbaiki fasilitas di perpustakaan, atau karena memang pihak sekolah lalai dan kurang memerhatikan kondisi perpustakaan yang kurang layak, atau justru dana yang seharusnya dipergunakan untuk perbaikan infrastruktur dan prasarana sekolah malah diselewengkan untuk keperluan pribadi, tentu masih banyak alasan lain mengapa sampai sekarang fasilitas yang ada di perpustakaan sekolah-sekolah masih minim atau mungkin masih  jauh dari kata layak. Padahal perpustakaan bisa menjadi acuan sekolah itu bisa dikatakan benar-benar baik atau tidak. Jika perpustakaan suatu sekolah dinilai baik dari kerapian, sarananya yang terawat, juga koleksinya yang lengkap, berarti sekolah itu memang benar-benar memiliki niat untuk mencerdaskan seluruh siswa dan berkontribusi maksimal dalam memajukan pendidikan di sekolah, begitupun sebaliknya.
Perpustakaan yang baik dan lengkap pasti menarik banyak minat membaca dari orang-orang di sekitarnya, bukankah begitu? Karena ketika siswa melihat perpustakaannya yang dinilai baik di mata mereka tentu semakin banyak rasa penasaran akan isi di dalam perpustakaan itu. Tentu dalam hal ini perpustakaan sekolah yang bersih, terawat dan rapi juga dengan koleksi buku yang lengkap akan menarik banyak minat membaca dari siswa sehingga mampu berkontribusi maksimal dalam berbagai hal misalnya semakin banyak membaca siswa juga semakin bertambah ilmu dan wawasannya, lalu siswa menggunakan waktu luangnya untuk hal-hal yang positif sehingga menghindari tindakan-tindakan siswa yang melanggar tata tertib, dan tentunya hal ini juga berimbas pada semakin majunya prestasi sekolah.
Namun jika pihak sekolah masih enggan turun tangan untuk menangani masalah kurangnya kelengkapan prasarana di perpustakaan sekolah, tentu dengan keadaan perpustakaan yang tak terawat seperti itu, bagaimana perpustakaan ingin menarik banyak minat dari siswa untuk membaca dan meluangkan waktu mereka dengan hal-hal yang positif? Jadi secara tidak langsung hal ini juga walaupun hanya sedikit tetapi berpengaruh terhadap perilaku para siswa, setidaknya dapat menggugah semangat untuk datang dan membaca buku di perpustakaan dan waktu luang mereka terpakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Mungkin masalahnya perpustakaannya yang kurang terawat, ruangannya yang penuh debu dan sebagainya sehingga kurang menarik dilihat atau sudah banyak peralatan seperti meja dan kursi yang rusak, atau mungkin koleksi bukunya yang kurang entah karena dimakan rayap atau hilang. Jadi penilaian siswa terhadap perpustakaan sekolah mereka tentu juga akan mempengaruhi minat membaca mereka di perpustakaan.
Namun tidak semata-mata karena ini masalah fasilitas perpustakaan sekolah yang kurang baik atau kurangnya minat membaca para siswa di perpustakaan, pihak sekolah justru paling banyak dicecar soal mengapa kurangnya minat membaca siswa Indonesia saat ini ataupun sedikitnya minat membaca buku di perpustakaan, bukannya seharusnya semuanya juga berawal dari keinginan para siswa untuk membaca, lalu siapakah yang seharusnya mengajarkan membaca sejak dini? Apakah kita juga menyalahkan pihak sekolah dan guru-guru yang dinilai tidak bisa membimbing siswanya? Padahal, sebenarnya orangtua juga berperan dalam menumbuhkan rasa ingin membaca sejak usia dini. Bagaimanakah peranannya? Sebenarnya minat atau keinginan untuk membaca itu mestinya dikenalkan dan ditumbuhkan sejak dini, jadi anak akan terbiasa dengan segala sesuatu yang telah ditunjukkan sejak usia dini karena menurut saya otak anak lebih cenderung “mudah diatur” dan biasanya di masa-masa itu anak akan cenderung “meniru” dan mempraktekan apa yang ia dapat dan apa yang diajarkan kepadanya melalui lingkungan sekitarnya. Jadi disinilah peran yang diharapkan dari setiap orangtua, bahwa mereka dituntut untuk bisa mengenalkan kepada anaknya betapa pentingnya menambah wawasan dengan membaca buku, selain daripada melalui kegiatan sehari-hari dan tentu mengajarkannya apabila memang sudah waktunya dan sudah seharusnya mereka tahu apa saja kegiatan yang dapat menambah wawasan mereka. Kebiasaan ini akan selalu dilakukannya, dan secara tidak langsung ketika berada di sekolah dan saat mereka ingin membaca buku-buku yang beragam tentu yang mereka tuju adalah perpustakaan.
Jadi kesimpulannya yaitu perpustakaan sekolah yang baik dapat menarik minat membaca siswa yang maksimal pula, begitupun sebaliknya. Namun semuanya akan sia-sia jika tidak ada minat dan kemauan membaca dari siswa sejak awal, maka orangtua juga dilibatkan untuk menanamkan kebiasaan membaca buku sejak dini. Perlu dukungan dari semua pihak supaya perpustakaan selalu ramai dengan siswa yang ingin membaca buku.
Demikian yang bisa saya sampaikan melalui essay ini, semoga bisa dijadikan perbaikan bagi perpustakaan kedepannya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar