Hai, readers! Dalam postingan saya yang pertama ini saya akan mengenalkan artikel atau essay buatan saya sendiri (benar-benar 100% original buatan saya) yang bertemakan Perpustakaan Sekolah Kita. Essay ini saya ikut sertakan dalam Lomba Essay yang diadakan Perpusda Kota Serang pada 21 September 2016. Berikut essaynya.
Peranan
Perpustakaan Sekolah dan Orang Tua dalam Meningkatkan Minat Membaca Siswa
Perpustakaan,
tentu semua orang mengenal dan mengerti betul mengenai tempat ini. Tempat untuk
membaca buku, itu yang pasti, namun selain itu perpustakaan saat ini bisa
dibilang memiliki banyak fungsi dari hanya sekedar tempat untuk membaca dan
meminjam buku, tempat untuk mengakses
internet untuk keperluan studi ataupun mencari referensi ilmu, tempat bertukar
pikiran demi menambah wawasan, tempat mengisi waktu luang, dan hal – hal lain
yang berhubungan dengan pembelajaran. Perpustakaan kini juga lebih mudah kita
temui di banyak tempat, contoh saja di Kota Serang ini ada tempat bernama
Perpusda (Perpustakaan Daerah), lalu kemudian ada juga perpustakaan keliling
yang bisa mengantarkan buku ke sekolah-sekolah yang memerlukan, di kampus pun
juga terdapat perpustakaan, dan pepustakaan yang paling umum ditemui bahkan
mungkin setiap hari kita kunjungi khususnya bagi para pelajar yaitu perpustakaan
sekolah. Dengan melihat berbagai macam keperluan siswa yang berkunjung ke
perpustakaan seharusnya sarananya juga sudah memadai. Pertanyaannya, apakah
perpustakaan sekolah kita sudah memenuhi standar?
Beda
sekolah, beda pula kondisi dan prasarana yang ada di perpustakaannya. Untuk
masalah sarana dan prasarana perpustakaan di sekolah-sekolah di Kota Serang ini
terbilang masih belum cukup. Sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan
setiap sekolah pada umumnya tidak terlalu berbeda, contoh koleksi buku, tempat
untuk membaca seperti bilik, meja dan kursi, kemudian rak buku untuk tempat
menyimpan koleksi buku, dan sebagainya.
Pada
dasarnya setiap sekolah sudah berusaha memberikan pelayanan terbaiknya,
khususnya sarana yang ada di perpustakaan. Namun ada saja pihak sekolah yang
masih kurang memerhatikan keadaan perpustakaan, entah itu karena dari segi
finansial mereka “kurang mampu” untuk melengkapi koleksi buku yang ada dan tak
ada biaya untuk menambah atau memperbaiki fasilitas di perpustakaan, atau
karena memang pihak sekolah lalai dan kurang memerhatikan kondisi perpustakaan
yang kurang layak, atau justru dana yang seharusnya dipergunakan untuk
perbaikan infrastruktur dan prasarana sekolah malah diselewengkan untuk
keperluan pribadi, tentu masih banyak alasan lain mengapa sampai sekarang
fasilitas yang ada di perpustakaan sekolah-sekolah masih minim atau mungkin
masih jauh dari kata layak. Padahal perpustakaan
bisa menjadi acuan sekolah itu bisa dikatakan benar-benar baik atau tidak. Jika
perpustakaan suatu sekolah dinilai baik dari kerapian, sarananya yang terawat,
juga koleksinya yang lengkap, berarti sekolah itu memang benar-benar memiliki
niat untuk mencerdaskan seluruh siswa dan berkontribusi maksimal dalam
memajukan pendidikan di sekolah, begitupun sebaliknya.
Perpustakaan
yang baik dan lengkap pasti menarik banyak minat membaca dari orang-orang di
sekitarnya, bukankah begitu? Karena ketika siswa melihat perpustakaannya yang
dinilai baik di mata mereka tentu semakin banyak rasa penasaran akan isi di
dalam perpustakaan itu. Tentu dalam hal ini perpustakaan sekolah yang bersih, terawat
dan rapi juga dengan koleksi buku yang lengkap akan menarik banyak minat
membaca dari siswa sehingga mampu berkontribusi maksimal dalam berbagai hal
misalnya semakin banyak membaca siswa juga semakin bertambah ilmu dan
wawasannya, lalu siswa menggunakan waktu luangnya untuk hal-hal yang positif
sehingga menghindari tindakan-tindakan siswa yang melanggar tata tertib, dan
tentunya hal ini juga berimbas pada semakin majunya prestasi sekolah.
Namun
jika pihak sekolah masih enggan turun tangan untuk menangani masalah kurangnya kelengkapan
prasarana di perpustakaan sekolah, tentu dengan keadaan perpustakaan yang tak
terawat seperti itu, bagaimana perpustakaan ingin menarik banyak minat dari
siswa untuk membaca dan meluangkan waktu mereka dengan hal-hal yang positif?
Jadi secara tidak langsung hal ini juga walaupun hanya sedikit tetapi
berpengaruh terhadap perilaku para siswa, setidaknya dapat menggugah semangat
untuk datang dan membaca buku di perpustakaan dan waktu luang mereka terpakai
untuk hal-hal yang bermanfaat. Mungkin masalahnya perpustakaannya yang kurang
terawat, ruangannya yang penuh debu dan sebagainya sehingga kurang menarik
dilihat atau sudah banyak peralatan seperti meja dan kursi yang rusak, atau
mungkin koleksi bukunya yang kurang entah karena dimakan rayap atau hilang.
Jadi penilaian siswa terhadap perpustakaan sekolah mereka tentu juga akan
mempengaruhi minat membaca mereka di perpustakaan.
Namun
tidak semata-mata karena ini masalah fasilitas perpustakaan sekolah yang kurang
baik atau kurangnya minat membaca para siswa di perpustakaan, pihak sekolah
justru paling banyak dicecar soal mengapa kurangnya minat membaca siswa
Indonesia saat ini ataupun sedikitnya minat membaca buku di perpustakaan,
bukannya seharusnya semuanya juga berawal dari keinginan para siswa untuk
membaca, lalu siapakah yang seharusnya mengajarkan membaca sejak dini? Apakah
kita juga menyalahkan pihak sekolah dan guru-guru yang dinilai tidak bisa
membimbing siswanya? Padahal, sebenarnya orangtua juga berperan dalam
menumbuhkan rasa ingin membaca sejak usia dini. Bagaimanakah peranannya?
Sebenarnya minat atau keinginan untuk membaca itu mestinya dikenalkan dan
ditumbuhkan sejak dini, jadi anak akan terbiasa dengan segala sesuatu yang
telah ditunjukkan sejak usia dini karena menurut saya otak anak lebih cenderung
“mudah diatur” dan biasanya di masa-masa itu anak akan cenderung “meniru” dan
mempraktekan apa yang ia dapat dan apa yang diajarkan kepadanya melalui
lingkungan sekitarnya. Jadi disinilah peran yang diharapkan dari setiap orangtua,
bahwa mereka dituntut untuk bisa mengenalkan kepada anaknya betapa pentingnya menambah
wawasan dengan membaca buku, selain daripada melalui kegiatan sehari-hari dan
tentu mengajarkannya apabila memang sudah waktunya dan sudah seharusnya mereka
tahu apa saja kegiatan yang dapat menambah wawasan mereka. Kebiasaan ini akan
selalu dilakukannya, dan secara tidak langsung ketika berada di sekolah dan
saat mereka ingin membaca buku-buku yang beragam tentu yang mereka tuju adalah
perpustakaan.
Jadi
kesimpulannya yaitu perpustakaan sekolah yang baik dapat menarik minat membaca
siswa yang maksimal pula, begitupun sebaliknya. Namun semuanya akan sia-sia
jika tidak ada minat dan kemauan membaca dari siswa sejak awal, maka orangtua
juga dilibatkan untuk menanamkan kebiasaan membaca buku sejak dini. Perlu
dukungan dari semua pihak supaya perpustakaan selalu ramai dengan siswa yang
ingin membaca buku.
Demikian
yang bisa saya sampaikan melalui essay ini, semoga bisa dijadikan perbaikan
bagi perpustakaan kedepannya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar